GOOGLE
CARDBOARD
Apakah Google Cardboard itu?
Jika kamu sedang tidak mengikuti
pertapaan atau tinggal di tempat yang terpencil tanpa internet maka kamu
seharusnya pernah mendengar Oculus Rift, Project Morpheus, atau Samsung Gear VR
yang baru saja di pamerkan Samsung. Ketiga gadget yang baru saja saya sebutkan
adalah teknologi Virtual Reality yang biasanya muncul di film laga tahun 90-an.
Dalam waktu dekat Oculus Rift akan tersedia secara umum dan cara kita menikmati
visual akan berubah atau setidaknya mulai berubah. Tapi sebenarnya kamu tidak
harus menunggu, kamu bisa membuat VR kit kamu sendiri dari kardus, karet, dan
beberapa benda lain (saya tidak bercanda!). Itulah tujuan dari Google Cardboard
yang akan saya ulas hari ini, sebuah VR kit murah meriah yang bisa kamu buat
sendiri.
Google
Cardboard merupakan
headset virtual reality yang terbuat dari lipatan potongan kardus yang bisa
kamu rangkai sedemikian rupa agar menjadi VR kit buatanmu sendiri. Google hanya
akan memberikan kamu pola potong (cutting) dan bahan-bahan apa yang harus
dibeli namun kamu sendiri lah yang harus merakitnya. Berhubung saya enggan
repot-repot untuk berburu bermacam bahan yang dibutuhkan untuk membuat VR kit
tersebut, saya putuskan untuk membeli bundel yang sudah berisi bahan-bahan
tersebut. Saya membelinya di VRindo dengan harga Rp. 220.000 (belum termasuk
ongkos kirim) dan saya akan membagikan pengalaman saya dan apa saja yang dapat
dilakukan oleh Google Cardboard ini.
Definisi VR(Virtual Reality)
istilah VR
atau Virtual Reality, maka ini adalah teknologi
visual yang bertujuan untuk membuat penggunanya seolah-olah sedang
mengalami sebuah pengalaman yang nyata. Sebagai contoh sebuah tur virtual di
mana kamu dapat mengunjungi sebuah museum, melihat setiap benda yang
dipamerkan, melihat langit-langit yang megah, sampai memperhatikan detail
lantai hanya dengan menggerakkan kepala.
Terlepas dari cara kamu membuat Google Cardboard
(membeli bundel atau memburu bagian demi bagiannya), kamu tetap akan
membutuhkan smartphone yang bertindak sebagai layarnya. Google
mengatakan bahwa hampir semua smartphone compatible dengan Google
Cardboard, namun agar nyaman gunakan smartphone berukuran 4 – 5 inch,
kemampuan NFC (tidak terlalu penting), dan sensor gyro untuk mendeteksi
pergerakan smartphone.
Proses merakitnya sendiri juga bukan perkara yang
sulit untuk dilakukan. Di sini kamu cukup melipat dan mengkaitkan setiap lubang
pola rakitan yang telah disediakan, agar headset VR yang kondisinya
bisa terbilang rapuh ini bisa tersusun sempurna. Hmm … mengapa saya menyebutnya
rapuh? Karena pada dasarnya kualitas kardus dari VRindo tidak terlalu kuat,
sehingga mau tidak mau, dengan kualitas kardus yang dikategorikan kelas
ringan tadi, kamu harus merawatnya dengan baik agar Cardboard VR ini tidak
cacat di kemudian hari.
Jika kamu punya sedikit waktu luang maka saya sarankan
untuk membeli lensa dan NFC dari VRindo (atau tempat lain) dan membuat sendiri
Google Cardboard dari kardus yang kuat, seperti kardus pizza. Semakin kuat
kardus yang kamu gunakan maka akan semakin tahan lama, walaupun ini bukanlah
sesuatu yang sangat penting karena kamu selalu dapat membuat yang baru asalkan
lensa tidak rusak.
Selain sambungan velcro yang mencegah supaya handset
yang kamu masukkan tadi supaya tidak melorot dan terjatuh dari samping, Google
Cardboard menyertakan karet gelang yang cukup untuk menahan handset
kamu agar tidak terombang-ambing saat kamu menengadahkan kepalamu ke atas.
Caranya cukup dengan menyelipkan karet tersebut ke bagian depan Cardboard, dan
kamu tak perlu khawatir lagi dengan melesetnya smartphone kamu saat
memiringkan kepala kamu ke kiri dan kanan.
Kelemahan material kardus dari VRindo sendiri terlihat
dari dampak penggunaan kain perekat velcro yang terdapat di atas bagian headset
VR ini. Seiring dengan seringnya kamu membuka tutup bagian depan Cardboard
untuk meletakkan smartphone ini, wujud fisik dari headset VR
ini secara perlahan mulai terlihat kumal akibat banyaknya dorongan tenaga
yang kamu kerahkan saat menarik perekat velcro tersebut dari luar. Sehingga
sesuai penjelasan bahasa asing yang sering kamu lihat di luar kardus paketan
yang kamu temui di luar sana, “please handle this VR kit with care”.
Perangkat yang support dengan Google Cardboard
Pengalaman VR yang ditawarkan Google
Cardboard sendiri cukuplah mengesankan. Setidaknya pengalaman yang disajikan
alat ini bisa memberikan gambaran bagaimana sensasi yang akan diberikan headset VR
mahal seperti Oculus Rift, Project Morpheus, Samsung VR, dan lain-lain
sebagainya. Pengalaman kamu menggunakan Google Cardboard ini akan
bergantung dari kualitas kecerahan layar, ketajaman layar (PPI), dan juga
Untuk penggantinya diterapkan
handphone Android dan dua buah lensa. Layar ponsel dihadapkan ke lensa agar
mata bisa melihat proyeksi tampilan layar. Sayangnya tidak semua jenis
smartphone bisa digunakan, tapi sangat cocok bagi Nexus 5 yang juga diproduksi
oleh Google. Sebelum ponsel dipasang, anda bisa mengaktifkan demo Cardboard
yang telah tersedia di Google play store. Jika aplikasi tersebut sudah aktif,
maka untuk navigasi ponsel Anda tidak perlu menyentuh layarnya. Untuk
menjalankan aplikasi ini, Anda bisa menggunakan kepala dengan cara menoleh ke
kanan atau ke kiri. Berbagai sensor pada ponsel akan mendeteksi goyangan kepala
dan tampilan menu akan dikendalikan oleh pandangan mata.
Layaknya teknologi virtual reality
lainnya, Google Cardboard juga menampilkan dua gambar yang terpisah pada layar
ponsel. Lensanya akan melakukan proyeksi pada penglihatan Anda, makanya bisa
mencakup seluruh bidang pandang. Kedua gambar yang dihasilkan untuk mata kanan
dan kiri akan disatukan oleh otak. Sehingga bisa menjadi tampilan 3D yang luar
biasa. Menggunakan Google Cardboard memang seperti berada di dunia yang
berbeda. Anda bebas untuk menyaksikannya hingga 360 derajat. Salah satu demo di
dalam aplikasi ini, seperti museum Versails akan tampil sesuai arah pandangan
Anda. Hal itu juga terjadi pada tampilan Street Veu ala jalanan Paris dan
kontur bumi dalam demo Google Earth.
REFERENSI