ILMU PENGETAHUAN,TEKNOLOGI dan KEMISKINAN
Latar Belakang Masalah
Dalam pembahasan dengan tema Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Kemiskinan ini adalah sebuah pembahasan tentang bagaimana keterkaitan antara ketiga hal tersebut dapat seimbang dan dapat mencari sebuah cara untuk dapat mengurangi dampak akibat ketidak seimbangan antara Ilmu Pengetahuan,Teknologi,dan Kemiskinan tersebut.
Maksud dan Tujuan
Menempatkan keseimbangan antara Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Kemiskinan agar tidak terjadi kesenjangan karena Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat di pisahkan dari suatu sistem yang saling berinteraksi.
Landasan Teori
Menurut pandangan Aristoteles,pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi.Menurut Decartes ilmu pengetahuan merupakan serba budi,dan Menurut Bacon dan David Home mengatakan bahwa ilmu sebagai pengalaman indera dan batin.
Sedangkan Teknologi menurut Eugene Staley yaitu konvensional yang mencakup penguasaan dunia secara fisik dan biologis,tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial terutama teknologi sosial pembangunan (the social technologi of development) sehingga teknologi adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani.
Kemiskinan menurut Emil Salim,yaitu kurang nya atau tidak cukup nya kebutuhan pokok,dan berada dibwah garis kemiskinan.
A. ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari,yang terdiri dari dua kata yaitu kata “Ilmu” dan “Pengetahuan” yang masing-masing mempunyai arti dan penerapan yang berbeda.Dalam pembahasan “Pengetahuan”dapat di artikan sebagai kemampuan indera dalam memahami sebuah fakta,dunia realitas,hakikat pengetahuan.Menurut ahli filsafat seperti Socrates,Plato dan Aristoteles teori pengetahuan merupakan cabang atau sistem filsafat.sedangkan menurut J.P.Farrier,Instituded of Metaphisics teori tentang pengetahuan yang di sebut “Epistemologi” (Epistem=pengetahuan,Logos=pembicaraan/ilmu).
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyusun yaitu: 1.Ontologis,yaitu dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya.
2.Epistemologis,yaitu cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
3.Aksiologis,yaitu asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
B. TEKNOLOGI
Dalam konsep yang pragmatis kemungkinan berlaku secara akademis dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan(body of knowlegde) dan teknologi sebagai suatu seni(state of art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses dan bagaimana kombinasi merealisasikan tujuan tersebut tetapi secara keseluruhan juga meliputi teknologi sosial dan teknologi sosial tersebut (the social technologi of development)sehingga teknologi sosial itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani(Eugene Staley,1970).
Batasan tersebut jelas bahwa teknologi sosial pembangunan memerlukan semua science dan teknologi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan pembangunan, misal nya saja perencanaan dan programming pembangunan,organisasi pemerintahan dan administrasi negara untuk pembangunan sumber-sumber insani(tenaga kerja,pendidikan,latihan)dan teknik pembangunan khusus dalam sektor-sektor seperti pertanian,industri,dan kesehatan.
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
B.1 Fenomena teknik masyarakat terkini, menurut Sastrapratedja memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.
B.2 Teknik berkembang pada suatu kebudayaan,meliputi:
1. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
2. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
3. Otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Alvin Tofler (1970) mengumpamakan teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.pertimbangan moral ilmiah.Dalam hal ini di pertanyakan bagaimana kemampuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dengan tujuan meningkatkan sumber daya alam dan bagaimana cara memanfaatkan ilmu pengetahuan tersebut untuk perkembangan teknologi dan juga meningkatkan derajat guna mengurangi kemiskinan.Ilmu pengetahuan,teknologi,dan kemiskinan merupakan bagian yang tidak dapat di bebaskan dan di pisahkan dari suatu yang saling berinteraksi,interelasi,interpendensi,dan ramifikasi(percabangan).Dengan demikian umum nya apabila menghadapi masalah yang kompleks memerlukan studi dan analisis yang mendalam untuk permasalahan tersebut.
C. KEMISKINAN
Kemiskinan lazim nya sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok dapat dikatakan berada pada keadaan di bawah garis kemiskinan pabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan,sandan/pakaian,dan papan/tempat tinggal.Kemiskinan merupalan ema sentral dri perjuangan bangsa,dan motivasi secara fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok di pengaruhi oleh tiga hal:
1.Pemikiran seseorang terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2.Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3.Kebutuhan objektif untuk bisa hidup secara manusiawi dan juga layak
Pemikiran manusia terhadap kebutuhan pokok yang di perlukan di pengaruhi oleh tingakat pendidikan,adat-istiadat,dan sistem nilai yang dimiliki.Dalam hal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah terhadap posisi manusia dalam lingkungan hidup.
Ciri-ciri manusia yg berada di bawah kemiskinan,yaitu:
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua\ modal usahaTingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD.
3. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
4. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kesimpulan
ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki kaitan yang jelas, yakni teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan. Selain itu, teknologi juga mengandung ilmu pengetahuan didalamnya. Ilmu pengatahuan digunakan untuk mengatahui “apa” sedangkan teknologi digunakan untuk mengatahui “bagaimana”. Perubahan teknologi yang cepat dapat menyebabkan kemiskinan, karena dapat menyebabkan perubahan sosial yang fundamental.
Daftar Pustaka